Jumat, 17 Agustus 2018
Rabu, 15 Agustus 2018
JURNAL SKRIPSI "PENGARUH ZAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DALAM TINJAUAN IZN STUDI PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL"
PENGARUH ZAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN
DALAM TINJAUAN INDEKS ZAKAT NASIONAL (IZN)
STUDI
PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)
Siti Zunia Khoirotin[1]
Arivatu Ni’mati Rahmatika, M.E.I,[2]
Kholis Firmansyah, S.HI., M.SI[3]
Email : Zuniarahmatin@gmail.com
UNIVERSITAS
KH. WAHAB HASBULLAH
Abstrak
Kemiskinan adalah salah satu masalah yang harus
di hadapi oleh setiap Negara, termasuk Indonesia. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh zakat terhadap tingkat kemiskinan
diukur melalui pendekatan indeks zakat nasional (IZN) dengan mengambil studi
kasus di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Indonesia. Penelitian ini bersifat
kuantitatif dengan Partial Least Square (PLS) sebagai metode
penelitiannya. Dengan mengambil data kemiskinan melalui Badan Pusat Statistik
(BPS) serta mengambil data zakat dan penyalurannya melalui lembaga BAZNAS dalam
kurun waktu 2013-2017. penelitian ini menggunakan pendekatan IZN oleh karena
itu, indikator dan variabel di tinjau
berdasarkan IZN dengan zakat sebagai variabel bebasnya (X1), kemudian penyaluran sebagai (X2) nya, dan kemiskinan sebagai (Y1) variabel terikat
serta indikator kemiskinan terhadap tingkat kemiskinannya (Y2). Hasil X1 terhadap Y1 pada penelitian ini dapat di
lihat pada hasil gambar PLS yang menunjukkan angka -0.951 yang menunjukkan
bahwa zakat berpengaruh secara negatif terhadap tingkat kemiskinan sebesar
95%. Sedangkan hasil dari X2 tehadap Y memiliki angka 0.324 artinya
bahwa konstribusi penyaluran terhadap kemiskinan sebesar 32%. Kemudian jika
melihat hasil analisis antara X1 dan X2 maka didapatkan angka sebesar 0.761
artinya bahwa kontribusi zakat terhadap penyaluran sebesar 76%.
Kata
Kunci: Zakat,
Kemiskinan, Indeks Zakat Nasional.
PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara yang tingkat
kemiskinannya terbilang tinggi terlihat dari prosentase penduduk miskin yang
mencapai 10.12 pada September 2017. Islam memandang zakat sebagai upaya untuk
mengentaskan kemiskinan. Hal
ini tentu sangat potensial untuk mengimplementasikan instrumen Islam dalam
mengurangi kesenjangan ekonomi yaitu
zakat. Pengelolaan zakat yang dilakukan secara optimal dan professional
oleh masyarakat dan pemerintah adalah salah satu instrumen yang digunakan
sebagai sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan
kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah pengelolaan dana zakat yang telah ada saat ini harus
dikelola dengan baik.
Indeks
Zakat Nasional (IZN) merupakan alat ukur yang baru diterbitkan oleh Pusat Kajian Strategis
BAZNAS yang berperan sebagai standar pengukuran untuk menilai dan mengevaluasi
kinerja perzakatan mencakup peran pemerintah dan masyarakat, kinerja lembaga
zakat, dan juga pengaruh zakat terhadap kesejahteraan mustahik.[4] Berdasarkan
Latar belakang pada penelitian ini, peneliti mengidentifikasi masalah tentang bagaimana pengaruh zakat
terhadap tingkat kemiskinan dalam tinjauan indeks zakat nasional (IZN) studi
pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Dalam penelitian ini akan digunakan
alat analisis PLS (Partial Least Square). Tujuan PLS adalah untuk
membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi
dan konfirmasi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linier
agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk
menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner
model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer
model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya
) dispesifikasi.
ZAKAT SEBAGAI
INSTRUMEN PENDISTRIBUSIAN KEKAYAAN
Zakat merupakan
salah satu instrumen
Islami yang digunakan
untuk distribusi pendapatan dan
kekayaan. Adanya zakat
firah, zakat maal
dan zakat profesi
diharapkan dapat menekan
tingkat ketimpangan kekayan
di Indonesia, selain
itu juga zakat
dapat diandalakan sebagai salah
satu mekanisme dalam
mengatasi masalah kemiskinan
yang terjadi di Indonesia, melalui program zakat produktif.
Untuk memanfaatkan dan
mendayagunakan zakat dengan sebaik-baiknya, diperlukan kebijaksanaan dari
pemerintah atau pengelola zakat. Dana zakat itu tidak harus diberikan kepada
yang berhak secara apa adanya, tetapi dapat diberikan dalam bentuk lain yang
dapat digunakan secara produktif. Oleh karena itu, untuk mengelola dan
mendayagunakan dana zakat yang terkumpul dengan sebaik-baiknya di perlukan
kebijaksanaan amil zakat sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Q.S
At-taubah ayat 60.[5] Zakat
sebagai instrumen penting dalam ekonomi umat perlu mendapat perhatian lebih.
Perhatian ini diperlukan agar zakat dapat merealisasikan tujuan atau maqashidnya.
Dalam kehidupan social, yaitu : menghapus kemiskinan, menjamin keamanan sosial,
memenuhi kebutuhan mendesak, menghilangkan sebab-sebab konflik yang mungkin
akan timbul di tengah masyarakat dan sebagainya.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini akan digunakan alat
analisis PLS (Partial Least Square). Dengan pendekatan PLS diasumsikan
bahwa semua ukuran variance adalah variance yang berguna untuk
dijelaskan. Oleh karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten di anggap
sebagai kombinasi linier dan indikator maka menghindarkan masalah indeterminacy
dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor (wold, 1982). Oleh karena
PLS menggunakan iterasi algoritma yang terdiri dari seri analisis ordinary
least square maka persoalan identifikasi model tidak menjadi masalah untuk
model recursive, juga tidak mengasumsikan bentuk distribusi tertentu
untuk skala ukuran variabel. Lebih jauh lagi jumlah sampel dapat kecil dengan
perkiraan kasar yaitu, 1) sepuluh kali skala dengan jumlah terbesar dari
indikator (kausal) formatif (catatan skala untuk konstruk yang di desain dengan
reflektif indikator dapat di abaikan), atau 2) sepuluh kali dari jumlah
terbesar structural path yang diarahkan pada konstruk tertentu dalam
model struktural.[6]
PENGARUH
ZAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN
Penelitian ini
bersifat kuantitatif dengan Partial Least Square (PLS) sebagai alat
analisisnya dengan mengambil studi kasus pada Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS).
Berikut
adalah model struktural yang dibentuk dari perumusan masalah :
Gambar 1.1
Gambar estimasi analisis PLS (Zakat-Kemiskinan)

Sumber :
pengolahan data SmartPLS 2.0 M3
Gambar 1.2
Gambar estimasi analisis PLS
(Kemiskinan-indikatornya)

Sumber :
pengolahan data SmartPLS 2.0 M3
KETERANGAN
:
X1 : Zakat
X11 : Penghimpunan zakat
X12 : Jumlah muzakki perorangan
X13 : Jumlah muzakki badan
X2 : Penyaluran zakat
X21 : Penyaluran dalam bidang social
X22 : Penyaluran dalam bidang pendidikan
X23 : Penyaluran dalam bidang kesehatan
X24 : Penyaluran dalam bidang ekonomi
X25 : Penyaluran dalam bidang keagamaan
Y :
Kemiskinan
Y1 : Tingkat pendidikan
Y2 : Tingkat kesehatan
Y3 :
Rata-rata pengeluaran perkapita pertahun
Dengan
perhitungan analisis PLS (Partial Least Square) melalui perhitungan
Algortitma PLS yaitu dalam submenu hitung kemudian pilih algoritma PLS dengan
pengaturan weighting scheme “jalur” maksimum iterasi “300” stop criteon
“7” dengan data sebagai berikut :
Maka di dapatkan angka-angka dan gambar di
bawah ini :
Gambar 1.3
Hasil output Algorithma PLS

Sumber :
pengolahan data SmartPLS 2.0 M3
Gambar 1.3 terdiri dari tiga
lingkaran dimana tiap lingkaran menggambarkan variabel. Sedangkan tiap variabel
terdiri dari beberapa indikator. Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel
yakni dua variabel independen (tidak terikat) yaitu zakat (X1) dan penyaluran
(X2) serta variabel dependen (terikat) yaitu kemiskinan (Y). sedangkan
indikator tiap variabel yakni 1) indikator zakat terdiri dari penghimpunan
zakat, jumlah muzakki individu, dan jumlah muzakki badan. 2) indikator
penyaluran terdiri dari penyaluran di bidang social, pendidikan, kesehatan,
ekonomi dan keagamaan. 3) kemiskinan. Kemudian untuk menunjang atau sebagai
pertimbangan maka akan dipaparkan pula bentuk PLS dari kemiskinan serta
indikatornya. Masing-masing indikator di atas di dapat melalui tinjauan IZN
(Indeks Zakat Nasional).
Besarnya hubungan antar
variabel di tunjukkan dengan angka-angka yang di dapat melalui perhitungan
algoritma PLS. hubungan antara zakat dengan penyaluran menunjukkan angka 0.761
yang berart bahwa terdapat pengaruh
positif zakat terhadap tingkat penyaluran atau bisa di artikan besarnya
kontribusi zakat terhadap penyaluran sebesar 76%. Oleh karena itu, semakin
tinggi zakat yang di himpun maka semakin tinggi pula tingkat penyalurannya.
Sedangkan hubungan antara zakat dengan kemiskinan menunjukkan angka (-0.951)
yang berarti bahwa terhadap pengaruh negatif antara zakat terhadap kemiskinan,
yakni semakin tinggi zakat yang di himpun maka semakin rendah tingkat
kemiskinan sebesar 95%, dan sebaliknya
semakin rendah zakat yang di himpun maka tingkat kemiskinan semakin tinggi.
Kemudian hubungan penyaluran dengan kemiskinan menunjukkan angka 0.324 yang
berarti bahwa penyaluran berpengaruh secara positif terhadap kemiskinan atau bisa
dikatakan besarnya kontribusi penyaluran terhadap kemiskinan sebesar 32%. Hasil
analisis di atas menunjukkan bahwa pengaruh zakat terhadap kemiskinan memiliki
angka -0.951% dan angka tersebut termasuk dalam kategori signifikan.
Sedangkan sebagai pertimbangan
dan penunjang data maka dilakukan analisis Partial Least Square (PLS) terhadap
perhitungan kemiskinan dengan indikatornya.
Gambar 1.4
Hasil output Algorithma PLS

Sumber :
pengolahan data SmartPLS 2.0 M3
Pada perhitungan PLS
Algorithma terhadap kemiskinan dan indikatornya berhubungan secara negative
sebesar -545 (54%). Angka-angka pada tiap indikator menunjukkan tingkat
discriminan validitinya tinggi, sehingga data tersebut bisa dikatakan valid.
Karena sudah memenuhi syarat yaitu >70. Hubungan antara kemiskinan dengan
indikatornya menunjukkan angka negatif yakni semakin tinggi indikator
kemiskinan maka semakin rendah tingkat kemiskinannya dan sebaliknya semakin
tinggi tingkat kemiskinan maka indikatornya semakin rendah, indikator
kemiskinan meliputi tingkat pendidikan, kesehatan dan rata-rata pengeluran
perkapita. Dari hasil gambar di atas menunjukkan bahwa angka indikator
kemiskinan berpengaruh secara signifikan terhadap angka kemiskinan yakni
tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan rata-rata pengeluaran perkapita
masing-masing sebesar 0.980, 0.959 dan 0.976. hal ini menunjukkan bahwa tingkat
kemiskinan di Indonesia bisa di lihat pada tingkat pendidikan, tingkat
kesehatan dan rata-rata pengeluaran perkapita. Jika tingkat pendidikan naik,
maka kesejahteraan masyarakat naik sehingga kesenjangan dan kemiskinan turun,
begitu juga dengan kesehatan, jika tingkat kesehatan naik maka kesejahteraan
masyarakat naik dan kesenjangan serta kemiskinan turun. Sedangkan jika jumlah
rata-rata pengeluaran perkapita masyarakat Indonesia naik, itu artinya
pendapatan naik sehingga dapat di artikan bahwa kesejahteraan masyarakat naik
dan kesenjangan serta kemiskinan turun.
Kemudian dalam analisis PLS
pada penelitian di atas dapat di analisis bahwasannya penghimpunan zakat berpengaruh secara signifikan sebesar 0.942
(94%) terhadap zakat, jumlah muzakki perorangan juga berpengaruh secara
signifikan sebesar 0.909 (91%) terhadap zakat, jumlah muzakki badan berpengaruh
sebesar 0.528 (53%) terhadap zakat. Sedangkan tingkat signifikansi perhitungan
dalam teori PLS menunjukkan angka 0.50. sehingga angka yang lebih dari 0.50
bisa dikatakan pengaruhnya signifikan. Semakin besar hasil angka yang di dapat
dari analisisnya maka semakin signifikan pengaruhnya terhadap indikator yang
diteliti.
Zakat disalurkan dalam 5 bidang, yakni bidang sosial, pendidikan,
kesehatan, ekonomi dan keagamaan. Dari kelima bidang tersebut bidang pendidikan
dan bidang kesehatan sangat berpengaruh terhadap penyaluran yaitu masing-masing
sebesar 0.912 (91%) dan 0.963 (96%). Dalam bidang keagamaan juga berpengaruh
secara signifikan terhadap penyaluran yakni sebesar 0.814 (81%). Sedangkan
dalam bidang sosial dan ekonomi pengaruhnya masing-masing sebesar 0.668 (67%)
dan 0.669 (67%). Sehingga dalam 5 bidang di atas yakni ekonomi, sosial,
pendidikan, kesehatan dan keagamaan, 2 bidang yaitu pendidikan dan kesehatan
yang paling besar angkanya maka dengan kata lain tingkat signifikansinya juga
paling besar.
Berdasarkan pada outer loading yang di dapat pada PLS dilihat pada
kolom sampel asli (O) hasil analisis menunjukkan bahwa semua variabel memiliki
angka lebih 0.50, 0.60 dan 0.70 maka semua variabel di anggap memenuhi kriteria
validias (datanya valid). Sedangkan Pada perhitungan outer loading pada
kemiskinan dan indikatornya angka yang diperoleh menunjukaan semua variabel
sudah memenuhi kriteria validitas semua. Karena semua variabel menunjukkan
angka >70. Yakni 1, 0.980, 0.959 dan 0.976. jadi semua data indikator
kemiskinan dikatakan valid.
Setelah
melakukan perhitungan PLS untuk mengetahui convergent validitinya maka
selanjutnya adalah mengetahui Discriminant validity indikator refleksif
dapat dilihat pada cross loading antara indikator dengan konstruknya. Dari tabel PLS yang terdapat pada cross loadingnya
terlihat bahwa korelasi variabel zakat dengan indikatornya lebih tinggi di
bandingkan dengan korelasi dengan iondikator variabel lain (penyaluran).
Indikator X11 sebesar 0.942, X12 sebesar 0.909 dan X13 sebesar 0.528.
angka-angka tersebut lebih tinggi di bandingkan dengan hubungan indikator lain
(penyaluran) terhadap zakat. Begitu pula dengan variabel penyaluran dan
kemiskinan. Dari tabel di atas terlihat bahwa korelasi (hubungan)
variabel kemiskinan (Y) dengan
indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator kemiskinan (Y) dengan
konstruk lainnya (penyaluran dan zakat). Indikator kemiskinan pada variabel
(Y11) menunjukkan angka 1.000 sedangkan penyaluran dan zakat masing-masing
-0.400 dan -0.705 (1000 > -0.400 dan -0.705). Hal ini juga berlaku sebaliknya
yaitu korelasi konstruk zakat (X1) dan penyaluran (X2) dengan indikator
masing-masing lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi antara indikator zakat
dan kemiskinan dengan konstruk lainnya. Begitu juga dengan analisis pada
kemiskinan dan indikatornya, Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten
memprediksi bahwa indikator masing-masing pada blok mereka lebih baik
dibandingkan dengan indikator di blok lainnya.
Pengujian
terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-square yang
diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam
menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Model pengaruh zakat terhadap tingkat kemiskinan melalui
penyaluran memberikan nilai R-square sebesar 0.956 yang dapat di
interprestasikan bahwa variabel konstruk kemiskinan yang dapat dijelaskan oleh
variabel konstruk zakat sebesar 95% sedangkan 5% dijelaskan oleh variabel lain
diluar yang diteliti.
Besarnya
koefisien parameter angka 0.324 antara penyaluran dan kemiskinan menunjukkan
bahwa konstribusi penyaluran terhadap kemiskinan sebesar 32%. kemudian untuk
koefisien parameter antara zakat dan penyaluran menunjukkan angka 0.761 yang
berarti bahwa konstribusi zakat dengan penyaluran sebesar 76%. Sedangkan
besarnya koefisien parameter antara zakat dan kemiskinan menunjukkan angka
-0.951 yang berarti bahwa zakat mempunyai pengaruh sebesar 95% terhadap
kemiskinan. tingkat signifikansi pengaruh zakat terhadap kemiskinan melalui
penyaluran nilai statistiknya sebesar 4.609. sedangkan tingkat signifikansi t-statistik
sebesar 1.96. sehingga 4.609>1.96 jadi pengaruh zakat terhadap kemiskinan
melalui penyaluran berpengaruh secara signifikan.
Dari
pernyataan di atas dapat di ambil kesimpulan secara singkatnya bahwa besarnya
koefisien parameter angka -0.951 yang berarti terdapat pengaruh negatif zakat
tehadap kemiskinan. Semakin tinggi zakat yang di salurkan maka kemiskinan
semakin turun. Setiap perubahan pada zakat maka akan merubah tingkat kemiskinan
sebesar 95%. Maka di dapatkan persamaan
sebagai berikut:
Y = -0.95X
X = 0.761X1 + 0.32X2
Berdasarkan pada
beberapa interpretasi yang sudah dipaparkan diatas dan juga berdasarkan pada
hasil persamaan tersebut, maka dapat membuktikan bahwa zakat (variabel
independen) dapat mempengaruhi kemiskinan (variabel dependen) secara negatif
melalui penyaluran. Sehingga setiap perubahan zakat akan berpengaruh secara
negatif terhadap kemiskinan sebesar 95%. Oleh karena itu, jika zakat naik maka
kemiskinan akan turun dan sebaliknya. sedangkan besarnya konstribusi zakat
terhadap penyaluran sebesar 76% dan besarnya konstribusi penyaluran terhadap
kemiskinan sebesar 32%.
KESIMPULAN
Zakat berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Zakat memiliki peranan
penting dalam mengurangi kesenjangan dan kemiskinan Indonesia sehingga secara
tidak langsung tingkat kesejahteraan meningkat dengan turunnya angka kesenjangan
dan kemiskinan. Angka Pengaruh zakat terhadap tingkat kemiskinan dalam analisis
melalui metode Partial Least Square (PLS) sebesar 0.951 (95%). pengaruh
zakat terhadap tingkat kemiskinan berpengaruh secara signifikan sebesar 95% dengan konstribusi zakat terhadap
penyalurannya sebesar 76% dan konstribusi penyaluran terhadap kemiskinan
sebesar 32%. Sehingga variabel bebas atau independen zakat (X1) melalui
penyaluran (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen atau
variabel terikat kemiskinan (Y).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fajri Putra. 2010. Pengaruh Penndayagunaan Zakat Produktif
Terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada BAPERLUZAM. Skripsi. Semarang: IAIN
Walisongo Semarang.
Bahtsul Masail. 2009. NU Menjawab ProblematikaUmat. jilid 1. Surabaya : PW LBM NU Jawa Timur.
Departemen Agama RI, 1996. Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya,
Semarang: JABAL.
Ghazali, Imam, 2011. Structural Equation Modeling Metode
Alternatif dengan Partial Least Square, Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.
Kuncoro, Mudjarat, 2000. Ekonomi Pembanguna, Yogyakarta : Unit
Penerbit dan Percetakan.
Misbahul M, A. Djalaludin, 2006. ekonomi Qur’ani (doktrin reformasi ekonomi
dalam Al-Qur’an), (Malang : UIN
Malang Press.
Supena, ilyas, 2009. manajemen zakat, semarang : walisongo
press
Syauqi, ismail. 2007. penerapan zakat dalam bisnis modern.
Bandung : CV. PUSTAKA SETIA.
Tim Pembukuan ANFA’. 2015. Tolhah Hasan,
“Fath Al-Qarib,” Terjemahan kitab Fath Al-Qarib, et. al. (Kediri, Lirboyo
Press, 2015), hal. 33
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat.
Indeks Zakat Nasional (devisi riset dan kajian). 2016. Jakarta:
Pusat kajian strategis BAZNAS.
Nur Qomari. 2 GY017. Zakat: Solusi Pengentasan Kemiskinan.
Iqtishodia Jurnal Ekonomi Syariah Vol.02 No.02 (3): 15
Outlook Zakat Indonesia 2018.
2017. Jakarta: Puisat Kajian
Strategis BAZNAS.
Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam (P3EI) UII. 2014. ekonomi
islam. Jakarta : PT. Rajawali pers.
Yoghi Citra Pratama. 2015. Peran Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskina.
The Journal of Tauhidinomics, Vol. 1 No. 1. (1): 94.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) http://pusat.baznas.go.id
[1] Adalah
mahasiswa UNWAHA Fakultas Agama Islam Prodi Ekonomi Syariah angkatan 2014/2015.
[2] Merupakan dosen tetap di UNWAHA Fakultas Agama
Islam
[3] Adalah dosen tetap di UNWAHA Fakultas Agama
Islam
[4] Tim penyusun IZN, Indeks Zakat Nasional, Pusat
Kajian Strategis BAZNAS (Devisi Riset dan Kajian, (Jakarta : Pusat kajian
strategis, 2016)
[5] Misbahul M, A. Djalaludin, Ekonomi
Qur’ani (Doktrin Reformasi Ekonomi dalam Al-Qur’an), (Malang : UIN Malang
Press, 2006) hal. 151-168.
[6] Imam, Ghazali, Structural Equation Modeling
Metode Alternatif dengan Partial Least Square, (Semarang: Badan Penerbit-UNDIP,
2011), hal. 17-19
Langganan:
Komentar (Atom)